Larangan Mengucapkan Kata “Andaikata” Atau “Seandainya” Apabila Mendapat Suatu Musibah Atau Kegagalan
Hy...!!!
Assalamualaikum...
Kali ini saya akan
membahas tentang Larangan Allah S.W.T . Namun sebelum saya membahasnya, Saya
yang bernama Dwi Asmono ingin mengucapkan maaf dengan setulus hati, mungkin
selama ini saya lupa mengucapkan maaf pada Anda atas semua kesalahan-kesalahan
yang pernah saya perbuat, baik saat kita bertemu atau pada semua Artikel yang
ada di Blogspot ini. Baiklah mari kita mulai pembahasannya. Sering kita mendengar dari
pembicaraan orang orang seperti ” Sandainya tidak ada saya pasti kamu
sudah begini dan begitu…, atau “ Andaikata dulu saya begini pasti saya…., larangan mengucapkan “andaikata” maupun “seandainya” telah termaktub di Al qur’an dan
Hadits, mari simak fatwa ulama berikut ini:
Firman Allah Subhanahu wata’ala :
يقولون لو كان لنا من الأمر شيء ما
قتلنا ههنا قل لو كنتم في بيوتكم لبرز الذين كتب عليهم القتل إلى مضاجعهم وليبتلي
الله ما في صدوركم وليمحص ما في قلوبكم والله عليم بذات الصدور
“Mereka (orang-orang munafik) mengatakan : seandainya
kita memiliki sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya (kita tak
akan terkalahkan) dan tidak ada yang terbunuh diantara kita di sini (perang
uhud). Katakanlah : ‘Kalaupun kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang
telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka
terbunuh. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji (keimanan) yang ada dalam
dadamu, dan membuktikan (niat) yang ada dalam hatimu. Dan Allah Maha Mengetahui
isi segala hati.” (QS. Ali
Imran, 154).
الذين قالوا لإخوانهم وقعدوا لو
أطاعونا ما قتلوا قل فادرءوا عن أنفسكم الموت إن كنتم صادقين
“Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya
dan mereka takut pergi berperang : seandainya mereka mengikuti kita tentulah
mereka sudah terbunuh. Katakanlah : Tolaklah kematian itu dari dirimu,
jika kamu orang-orang yang benar.” (QS. Ali Imran, 168).
Diriwayatkan dalam shoheh Muslim dari Abu Hurairah
Radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda :
احرص على ما ينفعك واستعن بالله ولا
تعجزن، وإن أصابك شيء فلا تقل : لو أني فعلت لكان كذا وكذا، ولكن قل : قدر الله
وما شاء فعل، فإن ” لو ” تفتح عمل الشيطان
“Bersungguh-sungguhlah dalam mencari apa yang
bermanfaat bagimu, dan mohonlah pertolongan kepada Allah (dalam segala
urusanmu), dan janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah, dan jika kamu
tertimpa suatu kegagalan, maka janganlah kamu mengatakan : “seandainya aku
berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu’“, tetapi katakanlah
: “ini telah ditentukan oleh Allah, dan Allah akan melakukan apa yang Ia
kehendaki”, karena kata “seandainya” itu akan membuka pintu perbuatan syetan.”
Kandungan bab ini :
Penjelasan tentang ayat dalam surat Ali Imran ([1]).
Larangan mengucapkan kata “andaikata”
atau “seandainya” apabila mendapat suatu musibah atau kegagalan.
Alasannya, karena kata tersebut (seandainya/andaikata)
akan membuka pintu perbuatan syetan.
Petunjuk Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam
[ketika menjumpai suatu kegagalan atau mendapat suatu musibah] supaya
mengucapkan ucapan ucapan yang baik [dan bersabar serta mengimani bahwa apa
yang terjadi adalah takdir Allah].
Perintah untuk bersungguh-sungguh dalam mencari segala
yang bermanfaat [untuk di dunia dan di akhirat] dengan senantiasa memohon
pertolongan Allah.
Larangan bersikap sebaliknya, yaitu bersikap lemah.
(1)Kedua ayat di atas menunjukkan adanya larangan
untuk mengucapkan kata “seandainya” atau “andaikata” dalam hal-hal yang telah
ditakdirkan oleh Allah terjadi, dan ucapan demikian termasuk sifat-sifat orang
munafik, juga menunjukkan bahwa konsekwensi iman ialah pasrah dan ridho kepada
takdir Allah, serta rasa khawatir seseorang tidak akan dapat menyelamatkan
dirinya dari takdir tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar