buat temen-temen yang membutuhkan bahan tugas drama, enggak ada salahnya belajar dari karya tulis yang sudah saya buat ini, semoga ini membantu kalian dan jangan lupa tinggalin komentar di bawah ya...apa Aja...sering-sering kesini ya...Salam Surfer :)
Kata
Pengantar
Puji Syukur saya panjatkan ke hadirat
Allah yang Maha Kuasa atas perkenan-Nya, sehingga saya berhasil menyelesaikan
tugas pembuatan Drama yang saya harapkan dapat membantu kegiatan belajar
mengajar baik di sekolah maupun di luar sekolah
Permohonan maaf sangat saya hantarkan
karena keterlambatan penyelesaian pembuatan Naskah Drama. Isi Drama tidak lain adalah tapak langkah saya semasa
duduk di bangku SMP, tepatnya di SMP Negeri 1 Pedamaran Timur. Bukanlah hal
yang mudah tentunya untuk menyusun kembali ingatan beberapa tahun silam,
Alhamdulillah dengan keseriusan bertekad mengumpulkan tugas naskah Drama yang
bersumber dari masa yang pernah kita lalui Naskah Drama ini berhasil saya
selesaikan.
Hal-hal yang sekiranya tidak sejalan
dengan kesesuaian suatu karya, sangat diharapkan konfirmasinya untuk penerangan
wawasan saya sekaligus menambah wawasan saya tentang karya tulis.
Meskipun saya telah memberikan upaya
yang maksimal untuk menyelesaikan karya ini, namun saya juga menyadari akan
adanya keterbatasan, seperti ungkapan “tak ada gading yang tak retak “, untuk
itu segala kritik dan saran sangat saya harapkan demi perbaikan dan peningkatan
keahlian saya di bidang karya tulis.
Pertandingan
seru bareng sobat masa SMP
Seminggu sebelum semester dua smp,
para siswa semakin rajin untuk mempersiapkan diri menjelang semesteran.
Dua/tiga hari sebelum Semesteran tiba, para siswa telah siap dengan bekal ilmu
masing-masing. Hari sabtu seusai para siswa menyiapkan tempat/ruang kelas
ujian, sebagian siswa masih terlihat duduk-duduk santai di sekolah termasuk aku
dan teman-teman dekatku. Siang itu kami sedang menikmati hembus angin , Juliant
salah satu teman kami tiba-tiba mengagetkan kami yang sedang bersantai.
Juliant : whey whey..pada ngelamunin apa kalian semua!!!!(datang
dengan Tama yang hanya tersenyum melihat kami kaget oleh Juliant)
Kami : Astagfirullah..!!!(dengan nada
yang cukup keras karena kaget)
Dwi : akh kamu selalu ngagetin, ada yang
ngelamun aja enggak..
Juliant : udah ketahuan juga ngelak kamu...ekh sudah siap buat
ulangan semester Senin besok?(Juliant sengaja hanya bertanya padaku)
Dwi :
kyaknya sih udah, eggak tau kalo ada yang ketinggalan, Futsal gimana ? (tanyaku
penasaran karena kemarin kami ditantang tanding lawan kelas 7.1 )
Juliant : jangan dipikirin dulu, habis ulangan baru kita
seneng-seneng, (sambil senyum dan meyakinkanku)
Dwi :
akh kamu, kayak beneran seneng aja(sambil memasang muka yang rada menyepelekan
sambil tersenyum)
(Tama yang dari tadi hanya mendengar tiba-tiba ikut bersuara)
Tama :
iya kamu Jul, Takhta Remedialmu kamu lupain? Ahahaha(Tama mengingatkan Julianto
yang semseter lalu harus mengikuti Remedial paling banyak yaitu 4 pelajaran)
Juliant : Akh
kalian ngejek terus (sambil memasang muka sedih namun tak bertahan lama)
Tama :
udah siang, pulang yuk, bentar lagi Azan Dzuhur juga(Tama sekaligus
mengingatkan waktu Sholat)
Juliant : ayuk, kita lewat mushola aja, entar sekalian
mampir(kamipun melangkah bersama menuju parkiran motor)
(sesampainya di depan Mushola, kamipun duduk sambil menunggu
Azan, ketika kami tengah bercanda-tawa, tiba-tiba Adi Candra muncul dengan tiga
temannya, dia sekelas dengan kami namun lebih akrab dengan teman-temannya di
kelas 7.1 daripada kami yang sekelas dengannya)
Adi :
kapan kalian berani tanding futsal dengan kami lagi ?(dengan muka yang
benar-benar meremehkan, karna kami kemarin kalah oleh mereka)
Dwi : setelah semesteran,
InsyaAllah...(kamipun terdiam selain aku yang menjawab)
Adi :
kami tunggu di lapangan(dengan nada menantangnya, kamipun hanya diam hingga
mereka tidak terlihat lagi karna belok entah kemana)
Juliant : (setelah hening sejenak) jadi kuburan nih tempat (Juliant
mencoba mencairkan keadaan)
Tama : iya kamu yang mau dikubur (dengan
nada bercandanya)
Dwi : ekh entar kita enggak punya temen
gokil lagi donk(aku mengingatkn dengan canda)
(tiba-tiba Erik muncul dan cukup mengagetkan kami)
Erik : Aku khan ada....(sambil tersenyum
pada kami)
Tama :
akh beda, kamu khan...(sengaja berhenti dan menunggu jawaban dari kami, aku dan
Juli pun serentak)
kami :
Letoy...!!!Ahahaha...(kamipun tertawa bersama, ketika itu adalah masa naik
daunnya lagu Letoy oleh BlackOut)
Juliant : dimana yang piket Mushola? ini udah jam berapa(mencoba
megingatkan tujuan kami duduk)
(Erik sambil melihat jam tangannya)
Erik :
ayo langsung sholat aja, masjid diluar udah Azan dari tadi kok(kamipun segera
berWudhu dan Sholat berjama'ah)
(setelah sholat kamipun menuju motorku di Parkiran, setibanya
Erik pun tersadar)
Erik : Wi, kita berempat(Erik
mengingatkanku)
Dwi : enggak apalh sekali-kali(akupun
meyakinkannya)
Erik : naik semua ini?(Erik masih bingung
karena takut motorku kelebihan beban)
Dwi :
kalo kamu nanya terus kamu yang dorong juga boleh(kamipun tertawa dan Erik
langsung naik)
(setelah kami pulang dan aku mengantar mereka pulang kerumah
masing-masing, tibalah hari senin pagi dimana seluruh siswa sibuk membuka buku
masing-masing sambil mengulangnya menjelang Ulangan Semester, Juli pun
menghampiri aku dan Erik yang sedang membaca buku di depan ruang ujian)
Juliiat : boleh gabung enggak?
Erik : boleh silahkan....
Juliant :
susah enggak ya soal Bahasa Indonesia nanti?(raut wajahnya tampak ragu)
Erik : Bahasa Indonesia itu enggak susah
tapi butuh waktu baca yang lama
Dwi : bener itu, cerita aja yang ada
nanti..
Juliant :
kayaknya sih iya(sudah mulai tampak yakin)
(tiba-tiba bel masuk berbunyi dan kami pun langsung menuju
ruang ujian masing-masing, sesampainya di ruang ujian dan duduk di tempat
duduknya masing-masing, para siswa pun menyiapkan peralatan ujiannya, para guru
pengawas yang sudah masuk menyiapkan lembar soal dan salah satu guru membacakan
peraturan selama Ujian semester, setelah guru pengawas selesai membagikan
lembar soal dan lembar jawaban, kamipun dengan serius mengerjakannya, hari
pertama Ujian semester genap telah usai dengan pelajaran Bahasa Indonesia dan
IPA Biologi, hingga ulangan semester hari ke-6 telah berjalan dengan lancar,
dan di hari terakhir seusai pelajaran terakhir telah selesai kami kerjakan,
kami berkumpul di bawah pohon beringin yang rindang tempat favorit kami
berkumpul, kami yang sedang asyik bercanda didatangi Adi dan teman-temannya yang
cukup banyak untuk menanyakan pertandingan futsal)
Juliant : udah
siap khan?
Tama : siap enggak siap harus maju(dengan
nada semangatnya)
Dwi : kalo kalah lagi ?? malu lagi donk
???
Juliant :
menang kalah itu tergantung kekompakan kita(dengan santainya ia menjawab)
Dwi :
entar kasih tau Prengki, Candra,sma temen yang laen ya, hari senin jam 9 kita
kumpul di kelas
Tama : oke..
(setelah itu kami pulang dan tibalah hari senin dan kami yang
sedang berkumpul di kelas untuk membicarakan susunan pemain yang akan di
mainkan)
Dwi :
sudah siap?
Prengki : Gawang
Aman!
Tama, Candra dan Gunawan :
pertahanan siap?
Juliant dan Aripin :
tengah siap!
Imam :
depan siap!(dengan semangat mereka)
Dwi : kita
mainkan dua lapis ya, semuanya nanti di ganti kecuali penjaga gawang
Tama : minum kita?
Candra : Yanti
tadi udah keluar beli minum..
(setelah pembagian tugas, kami pun menunggu panggilan dari
panitia class meeting bagian futsal, tak berselang lama, perwakilan kelas kami
di panggil untuk pengundian, kami mendapat lawan kelas 8.3 sebagai lawan pertama
kami, dan kedua adalah 9.7 dengan skor tipis 5:4 untuk kelas kami, pertandingan
demi pertandingan terlaksana dengan lancar di setiap harinya, untuk yang
pertama kalinya babak final ditempati oleh kelas 7, yaitu 7.1 dan 7.2 kelas
kami
sebelum pertandingan, kami diberi waktu 15 menit untuk
istirahat setelah berhasil menyingkirkan kelas 7.4, kami termasuk tim dengan
lawan yang cukup mudah, yaitu hanya 9.7 dan 9.4 dengan umur dan badan yang
tentunya kami kalah jauh yang merupakan lawan terberat kami alhasil
mengorbankan kaki Candra yang terluka akibat dijatuhkan pemain lawan, namun
kami berhasil mencapai babak final melawan tim 7.1, 3 menit sebelum pertandigan)
Dwi : lapis kedua turun dluan ya
Aripin :
oke...
Dwi : Prengki capek enggak?(karena ini
adalah pertandingan kami yang ketiga di hari itu)
Prengki :
perutku sakit Wi
Dwi : aduh gimana, kipernya khan cuman
kamu...
Juliant :
kiper lapis kedua aku aja..
Tama :
nanti kalau kemasukan gimana Jul? jangan nyia-nyiain perjuangan kita, kali ini
target kita juara 1(kaget dengan keputusan Juli)
Dwi :
enggak apa Ma, setidaknya kita enggak ngorbanin temen kita untuk kedua
kalinya(Tama pun tak mempunyai pilihan lain melihat Prengki yang terlihat
sangat kelelahan)
Tama : iya udah enggak apa,jaga baik-baik
gawang kita Jul
Gunawan : jangan
jadi tegang gini kawan..
Dwi : Iya Gun..
(pengeras suara pun terdengar memanggil kami untuk
bersiap-siap dilapangan, kami pun segera menuju kelapangan)
Dwi : jangan tegang kalian, kita enggak
pernah latihan pakek tegang gini...
(sejenak tim lapis kedua yang bersiap di lapangan pun
tiba-tiba terdiam dan tersenyum)
Candra : Iya Wi...!!!
(senyumnya pun disusul pemain lain kecuali Juliant yang
tampak serius karena tidak ingin mengecewakan kepercayaan kami terutama Tama,
peluit tanda dimulainya pertandingan pun berbunyi 15 menit berjalan dengan skor
imbang yaitu 0:0, Juli berhasil menepis setiap tendangan keras lawan, menginjak
menit ke 17, tembakan keras Adi yang sejak awal membombardir pertahanan kami,
akhirnya berhasil menjebol gawang kami, suasana yang tadinya sangat seru dengan
serangan yang tiada henti dikedua tim tiba-tiba tergambar kekecewaan setelah
tercipta gol pertama kegawang kami, Tamapun sontak berteriak)
Tama :
Juli turun...(Tama yang terlihat tidak tega melihat Juliant yang mati-matian
menjaga gawang hingga lututnya terluka namun masih terus melanjutkan permainan)
(hingga babak pertama usai, Juliant berjuang mati-matian
menjaga gawang kami)
Tama :
harusnya kamu tadi turun!! (memarahi Juliant yang berjuang hingga terluka dan
tidak mendengar perintahnya)
Juliant :
perjuangan itu perlu pngorbaan sobat(sambil tersenyum manis kepada kami)
Tama :
kita siapa Jul? kita hanya bersenang-senang sekarang, bukan untuk
berkorban(tiba-tiba suasana hening)
Dwi : 5 menit lagi kita main(aku
mengingatkan)
Tama : siapa yang menjaga gawang? (tampak
khawatir sekali)
(terdengar Yanti memanggilku, akupun langsung meninggalkan
pemain dan menghampiri Yanti)
Yanti : Dwi..kesini bentar..
Dwi : ada apa Yan?
Yanti : kalian remidial pelajarannya pak
Riyanto
Dwi : aku juga? siapa aja?(aku yang
kaget mendengar informasi itu)
Yanti : iya..hampir sekelas Wi
Dwi : yaudah nanti aja kita bahas...
Yanti : remedialnya 10 menit lagi..
Dwi : 3 menit lagi kami main..
Yanti : Remedial aja dulu..khan bisa
istirahat sambil ngerjan soal...
Dwi :(baru terlintas dibenakku) Candra
Aripin!!
Candra dan Aripin :
ada apa ?
Dwi :
kamu ke panitia, bilang kalo kita mau remedial dulu, kayaknya 7.1 juga belum
siap untuk mulai dalam waktu 3 menit ini
Candra dan Aripin :
iya(tanpa bertanya lagi merekapun langsung ke panitia)
Dwi : Remedialnya dimana?
Yanti : di perpus, kebetulan perpus lagi
sepi
Dwi : tunggu kami disana
Yanti : iya, aku kesana dluan ya...
Dwi : iya (setelah Yanti pergi, akupun
menuju ke pemain)
Tama : ada apa Wi?
Dwi : kita istirahat dulu di perpus
Tama : ngapain jauh banget?
Dwi : sekelas remedial Matematika
sekarang
Candra : oke
Wi, di kasih waktu 15 menit
Gunawan : dikira
komputer kali otak kita
Juliant : itu khan remedial, cuman buat nambah nilai kita dikit,
jadi kita jawab sembaranganpun enggak apa...
Dwi :
ekh janganlah (kamipun sambil berjalan cepat menuju perpustakaan yang merupakan
gedung paling besar dan bagus di sekolah kami)
Juliant : kita
enggak punya waktu Wi
Prengki : eitz
tenaaang...(sambil mengeluarkan selembar kertas yang berisi jawaban)
Juliant : wahh bakalan tambah cepet thu..Ahaha(mereka tampak
senang, akupun tak luput olehnya karena tidak ada pilihan lain demi tim futsal
kami)
(melihat kami datang bagai pejuang perang yang banyak
terluka, pak Riyantopun menyapa duluan)
Pak Riyanto : dari mana
kalian?
Candra : tadi habis maen futsal pak(kami yang sangat khawatir kena
marah karena terlambat cukup lama)
Pak Riyanto : dapet
juara berapa?
Juliant :
ngerebutin juara 1,2 pak, sudah setengah main, kami tunda karena mau remedial
dulu
Pak Riyanto : wahh hebat..Remedialnya sudah selesai kok.. (kamipun kaget dan
takut dengan nilai kami)
Dwi : lalu kami bagaimana pak?
Pak Riyanto : nilai kalian memang megecewakan, tapi setelah bapak melihat
pertandingan kalian tadi, bapak kasih kemudahan buat kalian
Dwi :
sebelumnya Terima Kasih pak (kamipu tersenyum
gembira, karena pak Riyanto merupakan Wali kelas kami dan menentukan kami naik
kelas atau tidak)
Candra : terima kasih banyak pak (kami pun salam sujud pada beliau
dan hendak langsung menuju lapangan futsal)
Pak Riyanto : sudah tau kemudahan apa yang bapak berikan? tidak sopan pergi
sebelum orang tua pergi
kami : maaf pak (kami pun tertunduk lesu
mengetahui kesalahan kami)
Pak Riyanto : lain kali jangan diulangi, kalian dapet nilai aman jika kalian
berhasil meraih juara 1 futsal semester ini
kami :
iya pak (kami yang optimis mendengar bpak wali kelas, tiba-tiba tercengang
dengan kalimat beliau selanjutnya)
Pak Riyanto : tapi jangan harap naik kelas jika kalian gagal(langsung meninggalkan
kami yang masih terdiam setelah mendengar kaliamt beliau)
(cukup lama kami terdiam, lalu tersadar pertandingan segera
dimulai dan kami segera menuju kelapangan ternyata kami telah ditunggu tim
futsal kelas 7.1)
Dwi :
lapis kedua main..(lapis kedua pun turun tanpa pematangan persiapan seperti sebelumnya,
setelah kami siap dilapangan)
Juliant : harus menang(berbisik kepadaku, akupun membalasnya
dengan senyuman, tiba-tiba aku terkejut karena Prengki kembali menjadi kiper)
Dwi : Prengki, sudah sembuh?
Prengki : belum,
tapi aku enggak ingin tinggal kelas(dengan wajah yang tampak menahan sakit)
Dwi : kita bisa..!!(aku memberi
semangat)
kelas 7.2 : iya..!!(teman kami sekelas yang menjadi pendukung di pinggir
lapanganpun turut memberi semangat)
(pertandingan berjalan ketat, hingga pada menit ke 5, gawang
kami kemasukan bola untuk yang kedua kalinya dan skor menjadi 0:2)
Juliant :
pakek serangan balik(berbisik kepadaku)
Dwi :
siap di tengah(aku coba menyusun strategi)
(serangan kuat 7.1 yang tiada hentinya membuat kami merasa
putus asa untuk menang, tiba-tiba kesempatan datang, Juliant mendapat bola lalu
membawanya hingga setengah lapangan selanjutnya di operkan kepadaku hingga
berhasil kubawa dekat gawang lawan, selangkah lagi eksekusi, 7.1 pun yang kaget
menerima serangan balik kami pun pertahanannya tercecer tidak karuan, akupun
leluasa mengelabuhi kiper lawan, dan kamipun memberikan perlawanan dengan gol
pertama kami sehingga skor 1:2, suasana kembali tegang akibat perlawanan kami
tadi, 5 menit sudah pertandingan berjalan cukup ketat dan kasar karena 7.1
mulai lelah dan emosipun mereka gunakan)
Dwi : tetap tenang(aku mencoba menjaga
emosi tim)
(permainan mulai bisa kami kuasai, hingga pada menit ke-9,
kamipun dikagetkan degan tackling kasar salah satu pemain dari tim 7.1 kepada
Juliant yang membuatnya hingga terjatuh secepat mungkin kami berkumpul melihat
kondisi Juli yang mengalami luka di kakinya hingga berdarah karena terkena kaki
pemain lawan yang disengaja, Juli dibawa keluar lapangan dan digantikan Aripin,
pelanggaran itu membuat kami lupa dengan emosi yang mulai menguasai permainan
kami, tak kami pedulikan lagi permainan kasar mereka, kesempatan kedua didapat
oleh Aripin, tanpa ragu iya menembakkannya, namun berhasil di tepis kiper,
terdegar teriakan kekecewaan penonton, bola yang berhasil ditepis, mengarah ke
tengah lapangan, Gunawan yang dekat dengan dengan jatuhnya bola, tak memberi
kesempatan bola menyentuh semen dilapangan, langsung di lesatkannya di atas
sudut kiri gawang yang tak mampu lagi di tepis kiper dan suara penonton kian
menyeruak dahsyat menyambut gol penyeimbang kami. Permainan kasar tim 7.1 cukup
membuat kami melupakan kata emosi, tanpa hentinya kami melakukan penyerangan,
hingga gol ketiga tercipta dari sundulan Aripin, sehingga skor menjadi 3:2,
ketika gol baru saja tercipta, striker tim 7.1 tiba-tiba
melesatkan bola kegawang kami yang mengagetkan Prengki dan berhasil menyamakan
kedudukan menjadi 3:3, setelah itu gawang kedua tim
seolah tak dimiliki penjaga gawang, gol mengalir lancar
hingga skor menjadi 6:6, dan di menit akhir kami mendapat kesempatan emas untuk
menang, setelah Candra dijatuhkan di depan gawang lawan
ketika akan menendang bola ke gawang tim lawan, sebuah
keuntungan bagi kami mendapat pinalti didetik-detik terakhir, kesempatan inipun
dipercayakan kepada Candra yang memiliki tendangan keras, menjelang eksekusi,
suasana menjadi hening, dan para pemain bersiap mengambil kesempatan dari
pantulan bola jika tendangan Candra berhasil di tepis kiper, Candra yang telah
bersiap dari tadi mulai bergerak dengan cepat, bola diarahkan ke sudut kiri
bawah gawang tim 7.1, tembakan mendasar yang cukup keras yang selanjutnya mampu
ditebak dan ditepis kiper itu memantul tepat kearah ku, tanpa banyak akurasi
langsung ku tembakan sayangnya mengenai badan kiper dan mengenai perut yang
membuatnya tak mampu bangkit lagi untuk menepis tembakan ku yang kedua karena
bola tidak memantul terlalu jauh akibat mengenai perut kiper yang gendut, bola
pun berhasil kutembakkan ke jaring gawang, suasana sekolahpu membahana atas gol
terakihr yang tercipta di menit akhir. wasitpun meniupkan peluit tanda berakhirnya
pertandingan, pertandingan telah selesai dengan kemenangan di pihak kami dengan
skor 7:6)
Sungguh sesuatu yang luar biasa bagi kami berhasil merebut
juara 1 dari kelas 9.1 yang menjadi juara di semester satu kemarin, yang
membuat kami bersemangat adalah perjuangan kami yang penuh pengorbanan dan yang
pasti nilai kami aman.
Hari itu kami isi dengan euforia atas
kemenangan kami, hari pembagian hadiah dari lomba-lomba class meeting
disemester itu di ramaikan sorak sorai bahagia kami kelas 7.2, tim 7.1 yang
berhasil kami kalahkan sepertinya menerima dan mengakui kekalahannya begitu
juga dengan Adi dan teman-temannya yang terlihat di hari pembagian hadiah setelah
pembagian hadiah selesai, Juliant teringat perkataan pak Riyanto waktu lalu,
kamipun langsung mencari beliau
Juliant : pak
Riyanto kemana ya?
Candra : itu beliau(menunjuk kerumunan siswa di tengah lapangan
upacara, tempat para siswa berkumpul saat menyaksikan pembagian hadiah)
Aripin :
mana Ndra?
Candra :
dikerumunan itu, ayo kesana aja...(kami bersegera menuju kerumunan itu)
Juliant : siapa
yang berani ngomong duluan ? kamu Ndra?
Candra :
hehehe...enggak berani(sambil senyum)
Tama :
kamu Jul?
Juliant :
bareng-bareng ajalah(memberi ide)
Dwi : ayo
cepet, mereka udah bubar itu (melihat kerumunan yang tadi telah bubar)
(dengan takut dan berani kami menyapa beliau)
Juliant :
Assalamualaikum pak
Pak Riyanto : Wa’alaikumsalam, ada apa?(beliau baru datang dan belum tau kami
berhasil menjadi juara, sehingga wajahnya sangat membuat kami takut)
Juliant :
kami......(Juliant semakin tertunduk takut)
Ekspresi wajah beliau yang seolah meremehkan, membuat kami
yang di belakang Juliant merasa jengkel, tanpa diduga kami serempak mengucapkan
Tim Futsal kelas 7.1 : kami berhasil Juara 1 futsal smpn 1
pedamaran timur pak..!!!(batinku merasa kaget
kami bisa seserempak ini)
Pak Riyanto : lalu mau
bagaimana ? (beliaupun tak tergetar)
Candra : kami
naik kelas khan pak?(dengan nada yang sangat pelan, namun masih bisa kudengar)
Yang tidak terduga oleh kami adalah, ternyata teman-teman
kami satu sekolah menyaksikan kami, suara kami yang keras tadi membuat mereka
mengarahkan pandangan kepada kami dan membuat mereka tertawa karena nada Candra
yang tiba-tiba terdengar sayu pelan menanyakan itu, kamipun malu bukan
kepalang, rasanya aku ingin langsung lari bersembunyi, namun kemana? Setiap
sudut sekolah para siswa menertawakan kami)
Pak Riyanto : kalian?(beliau tampak mengingat, dan membuat kami kian
tertunduk), ya kalian semua naik(dengan mata bahagia kami berterima kasih
kepada beliau dan salam sujud,lalu langsung menuju kelas kami )
Dikelas, kami merayakan keberhasilan perjuangan kami, trophy
yang kami dapat kami putuskan untuk memajangnya di perpustakaan dengan
disertakan photo kami(keluarga kelas 7.2) .
Itulah kenangan manis saya ketika sedang duduk di Bangku SMP
Negeri 1 Pedamaran Timur, seluruh dialognya tentu tidak sama persis, karena
termakan waktu, saya hanya menuliskan garis besar yang masih bisa saya ingat
saja.
Penutup
Berkat usaha dan tekad yang besar dari dalam diri untuk segera menyelesaikan tugas Seni Budaya
ini, Alhamdulillah Naskah Drama ini dapat saya selesaikan dengan
baik walaupun jauh dari kesempurnaan tapi semoga dapat dengan mudah dipahami oleh
pembaca.
Maka dari itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk meningakatkan serta menambah keahlian saya di bidang karya tulis. Sekali lagi permohonan
maaf sangat saya hantarkan karena keterlambatan penyelesaiannya.
Tentang
Penulis
Dilahirkan di Desa Pancawarna, Kecamatan Pedamaran Timur,
Kabupaten Ogan Komering Ilir, pada 14 Mei 1996. Saya bukanlah penulis yang
berbakat, mendapat pendidikan karya tulis di bangku SMP N 1 Pedamaran Timur dan
SMP N 3 Pedamaran Timur. Dari karya ini semoga mendapat saran untuk menambah
kemampuan saya di bidang karya tulis selain di bangku smp.
Thanks
To
Allah S.W.T
yang telah menghendaki Hamba-Nya belajar hingga saat ini.
Ibu
Fahriza, S.Pd yang telah membimbing saya dan teman-teman sekelas XI Tkj 1
selama beberapa semester serta atas ilmu yang telah diberikan. Tak lupa
peringatan yang telah diberikan dan sangat saya jadikan pelajaran untuk lebih
serius mengerjakan tugas.
dwidata
(D:) dan dwisystem (C:) yang setia menampung karya imajinasi ku selama
pembuatan Drama ini.
Jika isi dari tulisan ini menyinggung hati pembaca, saya
memohon maaf sebesar-besarnya. Tidak ada sedikitpun niat untuk itu.
Wassalamualaikum.... :)